Have an account?

Minggu, 24 Oktober 2010

Etika Lingkungan

Etika Lingkungan menurut  Sony Keraf

Konon, Sony Keraf mengatakan terdapat tiga model teori etika lingkungan, yaitu yang dikenal sebagai Shallow Environmental Ethics, Intermediate Environmental Ethics, dan Deep Environmental Ethics. Ketiga teori ini juga dikenal sebagai antroposentrisme, biosentrisme, dan ekosentrisme.

Etika lingkungan yang bercorak antroposentrisme merupakan sebuah kesalahan cara pandang Barat, yang bermula dari Aristoteles hingga filsuf-filsuf modern, di mana perhatian utamanya menganggap bahwa etika hanya berlaku bagi komunitas manusia. Maksudnya, dalam etika lingkungan, manusialah yang dijadikan satu-satunya pusat pertimbangan, dan yang dianggap relevan dalam pertimbangan moral. Akibatnya, secara teleologis, lingkungan [atau alam] diupayakan agar dihasilkan akibat baik sebanyak mungkin bagi spesies manusia, dan dihindari akibat buruk sebanyak mungkin bagi spesies itu.

Cara pandang antroposentrisme, kini dikritik secara tajam oleh etika biosentrisme dan ekosentrisme. Bagi biosentrisme dan ekosentrisme, manusia tidak hanya dipandang sebagai makhluk sosial. Manusia pertama-tama harus dipahami sebagai makhluk biologis, makhluk ekologis. Dunia bukan sebagai kumpulan objek-objek yang terpisah, tetapi sebagai suatu jaringan fenomena yang saling berhubungan dan saling tergantung satu sama lain secara fundamental. Etika ini mengakui nilai intrinsik semua makhluk hidup dan memandang manusia tak lebih dari satu untaian dalam jaringan kehidupan.

Ekosentrisme berkaitan dengan etika lingkungan yang lebih luas. Berbeda dengan biosentrisme yang hanya memusatkan pada etika pada biosentrisme, pada kehidupan seluruhnya, ekosentrisme justru memusatkan etika pada seluruh komunitas ekologis, baik yang hidup maupun tidak. Karena secara ekologis, makhluk hidup dan benda-benda abiotis lainnya saling terkait satu sama lain. Oleh karenanya, kewajiban dan tanggung jawab moral tidak hanya dibatasi pada makhluk hidup. Kewajiban dan tanggung jawab moral yang sama juga berlaku terhadap semua realitas ekologis.

Bagaimanapun keseluruhan organisme kehidupan di alam ini layak dan harus dijaga. Krisis alam yang terasa begitu mengkhawatirkan akan membawa dampak pada setiap dimensi kehidupan ini. Ekosentrisme tidak menempatkan seluruh unsur di alam ini dalam kedudukan yang hierarkis. Melainkan sebuah satu kesatuan organis yang saling bergantung satu sama lain. Sebuah jaring-jaring kehidupan yang harmonis, mungkin seperti impian Fritjof Capra.



Antroposentrisme

Antroposentrisme adalah teori etika lingkungan yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam, baik secara langsung atau tidak langung.

Nilai tertinggi adalah kepentingan manusia [sehingga, sebenarnya kurang tepat kalau diistilahkan dengan antroposenrisme]. Hanya manusia yang mempunyai nilai dan mendapat perhatian. Segala sesuatu yang lain di alam semesta ini hanya akan mendapat nilai dan perhatian sejauh menunjang dan demi kepentingan manusia.

Oleh karenanya alam pun hanya dilihat sebagai obyek, alat, dan sarana bagi pemenuhan kebutuhan dan kepentingan manusia. Alam hanya alat bagi pencapaian tujuan manusia. Alam tidak mempunyai nilai pada dirinya sendiri.


Biosentrisme dan Ekosentrisme

Ekosentrisme merupakan kelanjutan dari teori etika lingkungan biosentrisme. Oleh karenanya teori ini sering disamakan begitu saja karena terdapat banyak kesamaan. Yaitu pada penekanannya atas pendobrakan cara pandang antroposentrisme yang membatasi keberlakuan etika hanya pada komunitas manusia. Keduanya memperluas keberlakuan etika untuk mencakup komunitas yang lebih luas. Pada biosentrisme, konsep etika dibatasi pada komunitas yang hidup (biosentrism), seperti tumbuhan dan hewan. Sedang pada ekosentrisme, pemakaian etika diperluas untuk mencakup komunitas ekosistem seluruhnya (ekosentrism)
***

Setidaknya, demikianlah beberapa poin pemikiran Sony Keraf, tentang etika dan etika lingkungannya.
Tetapi ada yang janggal ketika membahas tentang etika lingkungan, yang kemudian dibedakan menjadi yang bersifat biosentris, antroposentris, dan ekosentris. Antroposentris kemudian dirujukkan kepada Aristoteles, yang menekankan bahwa etika hanya berlaku bagi komunitas manusia. Bahwa dalam etika lingkungan, manusialah yang dijadikan satu-satunya pusat pertimbangan, dan yang dianggap relevan dalam pertimbangan moral. Dan secara teleologis, diupayakan agar dihasilkan akibat baik sebanyak mungkin bagi spesies manusia, dan menghindari akibat buruk sebanyak mungkin bagi spesies itu.

Lingkungan adalah segala hal yang “bersentuhan” dengan kita, baik secara pikir, rasa, indra, ataupun sarana lain yang kita miliki. Tetapi dalam diskursus ini, sebenarnya selalu ada hidden subject [subyek yang disembunyikan]. Kata “kita” di atas, menyiratkan adanya penyatuan antara saya, dan beberapa anda. Mengatakan “kita” berarti menapal batas, antara “kita” dan yang “bukan kita”. Ketika saya mengatakan “lingkungan”, sebenarnya saya mengatakan “lingkungan saya”. Begitu juga ketika anda mengatakan lingkungan, maka sesungguhnya anda pun megatakan “lingkungan saya”. Bagi saya, anda adalah “anda”; bagi anda, saya adalah “anda”, dan anda adalah “saya”. Subyek yang disembunyikan itu, tak lain adalah subyek itu sendiri. Dunia, hanya terdiri dari “saya”, dan yang lain, yang “bukan saya”.

Etika bukan mengajarkan moralitas secara langsung agar manusia menjadi lebih baik, melainkan ikhtiar mencapai pengertian yang mendasar tentang moral. Maka etika adalah usaha “saya”, usaha “kita”, usaha manusia, untuk memahami bagaimana ber-laku kepada sesamanya, juga kepada yang bukan sesamanya. Etika adalah bagaimana “saya” ber-laku terhadap diri sendiri, juga kepada yang lain, sehingga etika mempunyai dimensi ke dalam dan keluar. Dan yang lain, juga bisa, untuk mengatakan “saya”, sebagaimana saya bisa untuk berkata “saya”.
Sehubungan dengan ini, kemudian Sony Keraf, dengan merunut cerita sejarah, membagi etika lingkungan [dimensi keluar, dari etika], menjadi antroposentrisme, biosentrisme, dan ekosentrisme. Cara pandang antroposentrisme, kini dikritik secara tajam oleh etika biosentrisme dan ekosentrisme. Bagi biosentrisme dan ekosentrisme, manusia tidak hanya dipandang sebagai makhluk sosial. Manusia, juga harus dipahami sebagai makhluk biologis, serta makhluk ekologis. Dunia bukan sebagai kumpulan objek-objek yang terpisah, tetapi sebagai suatu jaringan fenomena yang saling berhubungan dan saling tergantung satu sama lain secara fundamental. Etika ini mengakui nilai intrinsik semua makhluk hidup, dan memandang manusia tak lebih dari satu untaian dalam jaringan kehidupan.

Sedangkan ekosentrisme berkaitan dengan etika lingkungan yang lebih luas. Berbeda dengan biosentrisme, yang hanya berpusat, pada kehidupan seluruhnya, ekosentrisme justru memusatkan etika pada seluruh komunitas ekologis, baik yang hidup maupun tidak hidup. Karena secara ekologis, makhluk hidup dan benda-benda abiotis lainnya saling terkait satu sama lain. Oleh karenanya, kewajiban dan tanggung jawab moral tidak hanya dibatasi pada makhluk hidup. Kewajiban dan tanggung jawab moral yang sama juga berlaku terhadap semua realitas ekologis.

Dalam hal ini Keraf hanya memasukkan banyak “yang lain” ke dalam “kita”. “kita” yang semula hanya berisi “saya” dan “kamu”. Dalam diskursus antroposentrisme, “kita” berisi manusia. Kemudian ini dirasa tidak cukup, sehingga mengundang hewan dan tumbuhan, ke dalam “kita”. “kita” di sini, tidak bisalagi dinamai antroposentrisme, melainkan biosentrisme. Hal ini pun berlanjut, ketika kemudian bebatuan, minyak, gas, dan lain-lain dimasukkan ke dalam “kita”. “kita” adalah ekosentrisme. Jika etika adalah sebuah proses tentang bagaimana manusia ber-laku terhadap yang lain, dan lingkungan adalah segala sesuatu yang “menyentuh” subyek, dan di sini Keraf telah melebarkan konsepsi subyek, maka secara epistemologis, kategorisasinya terhadap etika perlu kembali dipertanyakan. Dan lebih jauh lagi, etika lingkungan tidaklah berbeda dengan dimensi-keluar, dari etika.

Menurut saya, permasalahan bukanlah sampai mana batasan kita tentang “kita”, juga bukan siapa saja yang harus masuk ke dalam “kita”. Melainkan bagaimana kita, sebagai subyek meng-etis-kan etika itu sendiri. Secara praktis, adalah terus mempertanyakan bagaimana ber-laku terhadap “yang lain”. Keraf melihat, dan mengandaikan bahwa relasi antara “kita” dengan “yang lain” adalah relasi tuan-budak, yang banyak disuarakan oleh Hegel, juga Nietszche. Dan saya kira, jika bentuk relasi semakin di teguhkan, maka bentuk etika ekosentrisme pun [atau etika lain, yang lebih banyak meng-kita-kan, kalau ada], tidak akan bisa memberikan banyak perubahan. Karena, bagaimana kita ber-laku kepada yang lain, adalah lebih mengenai sikap dan preposisinya, dan sekali lagi, bukan dengan memasukkan “yang lain” ke dalam lingkaran “kita”.


menurut  Sony Keraf

Selasa, 19 Oktober 2010

ETIKA dan Kode etik akuntansi


ETIKA

A. Arti Definisi / Pengertian Etika ( Etik )
Etika berasal dari bahasa yunani yaitu ethos yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat kebiasaan di mana etika berhubungan erat dengan konsep individu atau kelompok sebagai alat penilai kebenaran atau evaluasi terhadap sesuatu yang telah dilakukan.
B. Arti Definisi / Pengertian Etiket
Etiket adalah suatu sikap seperti sopan santun atau aturan lainnya yang mengatur hubungan antara kelompok manusia yang beradab dalam pergaulan.
C. Etika Dan Etiket Yang Baik
Berikut di bawah ini adalah beberapa etika dan etiket antar manusia dalam kehidupan sehari-hari :
1. Jujur tidak berbohong
2. Bersikap Dewasa tidak kekanak-kanakan
3. Lapang dada dalam berkomunikasi
4. Menggunakan panggilan / sebutan orang yang baik
5. Menggunakan pesan bahasa yang efektif dan efisien
6. Tidak mudah emosi / emosional
7. Berinisiatif sebagai pembuka dialog
8. Berbahasa yang baik, ramah dan sopan
9. Menggunakan pakaian yang pantas sesuai keadaan
10. Bertingkahlaku yang baik


A.  Apakah Etika  itu ?
Etika  yaitu sopan santun / tata krama dalam pergaulan yang sesuai dengan situasi dan keadaan serta tidak melanggar norma-norma yang berlaku baik norma agama, kesopanan, adat, hukum dan lain-lain.
B. Mengapa Etika  harus diperhatikan ?
1.            Manusia dituntut untuk saling berhubungan, mengenal dan membantu.
2.            Agar tingkah laku kita diterima dan disenangi oleh siapa saja yang bergaul dengan kita.
3.            Tata krama dan tingkah laku sehari-hari merupakan cermin pribadi kita sendiri


C. Apa yang harus diperhatikan  ?
1.      Pandai menempatkan diri
2.      Dapat membedakan bagaimana sikap kita terhadap orang yang lebih tua, sebaya, dan yang lebih muda. Misalnya :
1.      Orang yang lebih tua / yang dituakan harus kita hormati.
2.      Orang yang sebaya harus dihargai
3.      Orang yang lebih muda harus disayangi.
4.      Di Rumah :
D. Dimana dan kapan saja kita harus ber Etika?
Dalam berinteraksi/berhubungan timbal balik dengan seluruh anggota keluarga.
1. Di Sekolah :
Dalam berinteraksi/hubungan timbal balik dengan seluruh personal (Kepala Sekolah, Guru, Tenaga Administrasi/TU, Pesuruh Sekolah, Teman dan lain sebagainya.

2. Di Masyarakat :
Dalam berinteraksi/hubungan timbal balik dengan anggota masyarakat. Misal di Toko dengan pelayan Toko, di Kantor Pos dengan karyawannya, dan sebagainya.

E. Beberapa contoh sopan santun
1.      Dalam berbicara
2.      Dalam berkenalan
3.      Dalam menelpon
4.      Dalam menegur / memberi hormat
5.      Dalam bertamu
6.      Dalam berpakaian
7.      Dalam surat-menyurat.

KODE ETIK DALAM AKUNTANSI

Mengapa Etika Penting dalam Akuntansi?
etika dan perilaku etis yang tepat sangat penting dalam akuntansi karena berbagai alasan. Untuk mulai dengan, akuntan sering mengetahui rahasia informasi sensitif mengenai klien mereka, seperti Jaminan Sosial atau nomor rekening bank. Hal ini memberikan banyak akuntan yang baik kekuasaan dalam kaitannya dengan klien mereka dan penting bahwa kepercayaan antara seorang akuntan dan klien mereka tidak disalahgunakan.Dengan cara yang sama adalah penting bahwa industri itu sendiri tidak menjadi dicap sebagai sesuatu yang tidak etis satu, yang dapat berpotensi membahayakan bisnis untuk semua perusahaan akuntansi.
Apa yang Bisa Hasil dari Miskin Etika dalam Akuntansi?
Banyak konsekuensi negatif dapat hasil dari etika yang buruk dalam praktek-praktek akuntansi. Hasil pertama umumnya adalah lag dalam bisnis. Akuntansi perusahaan sangat bergantung pada kata-mulut-untuk promosi, dan semuanya terlalu mudah untuk beberapa cerita buruk tentang perilaku yang tidak etis untuk mempengaruhi calon klien dari suatu perusahaan. Ada juga bisa akibat hukum yang serius bagi mereka yang ditemukan melanggar aturan hukum dan standar untuk yurisdiksi mereka
Apa yang dapat saya lakukan untuk Menjadi Akuntan Etis?
Untuk mulai dengan, studi undang-undang hukum daerah anda mengenai praktek-praktek akuntansi. Meskipun benar bahwa apa yang legal dan apa yang etis dapat dua hal yang berbeda, kode hukum adalah panduan dasar yang baik untuk membantu Anda memahami perasaan yang berlaku terhadap apa yang benar.Demikian juga, pastikan bahwa Anda selalu menempatkan kepentingan klien Anda di depan Anda sendiri, bahwa Anda menjaga informasi klien tabah dan tidak pernah berperilaku dengan cara yang Anda tahu tidak benar sambil menangani pekerjaan akuntansi.


Tentang Akuntansi Kode Etik
Oleh Carolyn Williams, eHow Kontributor
Kebanyakan profesi termasuk kode etik. Hal ini karena kepercayaan yang diberikan profesional yang melakukan tugas-tugas yang kompleks dan kadang-kadang misterius. Masyarakat umum perlu diyakinkan bahwa mereka yang bertanggung jawab untuk menyediakan informasi keuangan tentang kedua pemerintah dan organisasi sektor swasta sesuai dengan standar tinggi dalam perilaku mereka dan praktek profesional. 
Kode-kode etik, ditegakkan oleh organisasi profesi, melampaui peraturan dan undang-undang.

Jenis

Ada tiga organisasi yang memberikan kode etik akuntan.
 Mereka adalah American Institute of Akuntan Publik Bersertifikat (AICPA), Ikatan Akuntan Manajemen (IMA) dan Institut Internal Auditor (IIA).Dengan bergabung salah satu organisasi profesi, akuntan menyetujui prinsip-prinsip yang memandu profesi mereka.Sementara masing-masing kelompok memiliki peran yang sedikit berbeda dalam proses akuntansi, kode etik adalah sama: Mereka menyediakan set positif laporan dan pedoman untuk CPA.Spesifik dari aturan-aturan perilaku yang eksplisit tentang apa yang harus atau tidak harus dilakukan oleh akuntan profesional.




Fungsi
Tujuan dari tiga kelompok ini adalah untuk menentukan tanggung jawab seorang akuntan profesional dan menentukan standar yang dia diadakan. Mereka meliputi kompetensi profesional dan kemampuan untuk menjaga kerahasiaan, serta integritas dan objektivitas. Mereka membutuhkan bahwa latihan akuntan profesional ketekunan yang cukup dan perawatan dalam menjalankan profesinya. Mereka tidak mengizinkan pengungkapan informasi rahasia, apakah itu keuangan atau sebaliknya. Namun, akuntan tidak memiliki pilihan untuk latihan versi akuntansi hak istimewa pengacara-klien, mereka tunduk pada pertanyaan di pengadilan dan dapat diperintahkan untuk tujuan itu.

Efek
Setiap akuntan profesional harus waspada terhadap konflik kepentingan. Setiap kepemilikan saham dalam suatu perusahaan atau hubungan dengan perusahaan yang dia audit dapat dianggap tidak etis. Hal ini karena seorang akuntan harus mampu mempertahankan independensinya dan kemandirian untuk membuat audit yang tidak bias. Untuk CPA, aturan mengenai kemerdekaan yang disediakan oleh AICPA cukup menyeluruh dan harus ditinjau jika Anda bekerja dalam praktek akuntan publik.

Arti
akuntan profesional merupakan kelompok sebagian besar diatur sendiri. Mereka mengatur melalui kelompok-kelompok seperti Dewan Standar Akuntansi Keuangan dan Dewan Standar Akuntansi Pemerintahan. Mereka tidak banyak diatur oleh pemerintah. organisasi profesi Kebanyakan termasuk proses internal untuk menegakkan kode etik. Setiap pelanggaran etika dapat menyebabkan seorang akuntan publik untuk dikeluarkan dari organisasi profesional, yang dianggap salah satu tindakan disiplin terkuat.
Untuk CPA, bagaimanapun, pelanggaran etika yang jauh lebih parah karena mereka bekerja dalam domain publik. Karena BPA harus dikeluarkan izin oleh negara untuk berlatih, sebagian besar negara termasuk bagian dari kode etik AICPA etis dalam hukum mereka. Akibatnya, pelanggaran etika dapat menyebabkan seorang akuntan negara kehilangan lisensi nya. CPA juga tunduk pada Securities Exchange Act of 1934, yang diberlakukan di tingkat federal.
Kesalahpahaman
Tidak semua akuntan CPA. organisasi besar termasuk akuntan yang auditor internal, manajer keuangan dan akuntan manajemen.Akuntan ini mungkin sudah mulai sebagai CPA, dan masih banyak negara berlisensi, namun peran mereka tidak hanya terfokus pada laporan audit atau keuangan. Namun, terlepas dari peran, akuntan ini juga memiliki kewajiban untuk memberikan informasi keuangan yang jelas, ringkas dan kredibel kepada publik.

pada standar etika organisasi sering menyoroti itu keputusan keuangan, dan ini adalah akibat langsung dari pelaporan keuangan dan penilaian profesional akuntansi. Sebagai fokus pada etika dalam bisnis dan ekonomi global menjadi lebih jelas, kode etik dalam bidang akuntansi menjadi lebih penting dan perlu untuk menegakkan.

"Kami tidak bertindak benar karena kita memiliki kebajikan atau keunggulan, tapi kami lebih memilih mereka karena kita telah bertindak benar." ~ Aristoteles 384 SM-322 SM (Filsuf Yunani dan ilmuwan).

Aristoteles tidak mungkin dinyatakan di atas lebih baik tentang etika dan kebajikan. Moral dan etika adalah batas yang menentukan pikiran seseorang dan karakter. Namun, mereka juga menentukan batas-batas untuk bisnis dan akuntansi. Jadi yang menciptakan konsep etika akuntansi untuk bisnis? Luca Pacioli, ayah dari akuntansi! Etika dalam akuntansi merupakan konsep penting. Mari kita lebih mengerti tentang hal itu.

Definisi Etika Akuntansi
Di mana ada investor dan kreditur yang terlibat, etika akuntansi tidak dapat diabaikan. Jadi apa yang etika ini, setelah semua?etika Akuntansi dapat didefinisikan sebagai seperangkat pedoman yang berbeda untuk sebuah bisnis untuk mempertahankan neraca bersih, akuntansi, mereka kerugian keuntungan dan biaya yang terjadi dan mencegahnya dari penanganan laporan keuangan dan laporan. Untuk akuntan, sangat penting untuk memahami aturan dan ketentuan dari posisinya dalam suatu organisasi. Setiap penyimpangan dari kode etik moral atau etika akuntansi menyalahgunakan dapat mengakibatkan konsekuensi yang mengerikan baginya, seperti suspensi izin, penghentian hak untuk praktek dan hukuman berat.

Sebuah contoh utama mengutip pentingnya etika bisnis tentang akuntansi adalah kasus Enron Corporation terkenal. Ketika gambaran nyata dari Enron adalah balap organisasi ke arah kebangkrutan, hal itu disamarkan dengan skema menutupi kerugian berat melalui organisasi fiktif (raptor), menunjukkan profitabilitas. Itu adalah situasi ketika etika dalam akuntansi pasti dipertanyakan. Licik semacam ini sama baiknya dengan menipu investor. Semua ini adalah suatu hasil dari kesalahan penanganan akuntansi dan kegagalan audit parah. Sekarang Anda tahu betapa pentingnya etika adalah akuntansi dan akuntansi! Karena investor bergantung pada setiap bit informasi yang dihasilkan oleh akuntan. Dan efek cascading menyalahgunakan etika profesional dalam akuntansi (seperti membocorkan informasi rahasia mengenai klien) yang parah. Setelah kepercayaan investor dan kepercayaan yang rusak, pasar keuangan suatu negara mulai runtuh secara bertahap. Dan dalam waktu singkat, perekonomian negara ini hancur. Akuntabilitas merupakan prioritas etika akuntansi dalam bisnis. Tepatnya, bisnis ada bisnis tanpa etika akuntansi.

                                       Bisnis dan Etika Akuntansi


Untuk mengatasi masalah etika yang tidak disukai dalam bisnis, etika akuntansi ini telah dibuat lebih ketat dan tegas daripada sebelumnya:

Kode Etik
belajar Pelajaran dari bencana Enron datang pada harga yang pasti. Oleh karena itu kode etik dalam setiap organisasi telah menjadi ketat. Kode Perilaku Profesional American Institute of CPA (AICPA) telah menetapkan aturan eksplisit dan peraturan sebagai pedoman bagi semua akuntan untuk mengikuti. Ikatan Akuntan Manajemen Standar Etika Perilaku (IMASEC) berlaku untuk semua aspek manajemen keuangan dan akuntansi. Untuk auditor, ada seperangkat aturan ketat seperti yang didefinisikan oleh Ikatan Auditor Internal Kode Etik (IIACE).


Tanggung Jawab Etis
Akuntansi kode etik merupakan tanggung jawab utama bagi suatu organisasi. Tanggung jawab etis termasuk akuntansi dan audit sebagai informasi yang dihasilkan oleh mereka diterima oleh klien, majikan, pemerintah, investor pemberi kredit, dan masyarakat bisnis dan keuangan. Kode etik akuntansi merupakan integrasi dari empat kualitas penting: Kerahasiaan, Integritas, Kompetensi dan Objektivitas. Oleh karena itu, akuntansi profesional melakukan tugas-tugas, mengikuti kode etik didefinisikan oleh AICPA, IMASEC dan IIACE.

Penegakan Etika
penegakan Etika merupakan perhatian utama dari setiap organisasi karena sama pentingnya dengan membuat kode etik.Pelanggaran etika akuntansi penting dalam bisnis, dapat menyebabkan mengusir orang dari organisasi dan daftar hitam dia. Banyak kali, melanggar etika dalam akuntansi benar-benar dapat mengakibatkan tindakan disipliner yang lebih ketat, yang melibatkan undang-undang negara bagian dan federal. Auditor, khususnya harus lebih serius ketika datang ke laporan audit keuangan perusahaan publik seperti halnya kasus kondisi penipuan bisa mengakibatkan pencabutan lisensi mereka CPA (yang bisa sementara atau permanen). Lisensi disediakan oleh Dewan Akuntansi Negara (SBA) dan semua penyelidikan yang dilakukan oleh AICPA akan diteruskan ke SBA untuk menyelidiki lebih lanjut. CPA yang ditemukan bersalah atas kasus menyesatkan tunduk kepada hukum sekuritas federal dan peraturan (sebagaimana tercantum dalam Securities Exchange Act, 1934). SEC (Securities Exchange Act) memiliki kewenangan untuk menentukan standar audit dan prosedur, termasuk tanggung jawab CPA.

Harap artikel ini telah membantu Anda memahami pentingnya etika bisnis. Akuntansi etika artikel membantu dalam memahami pentingnya kode etik bisnis, selain laba / rugi, neraca dan laporan keuangan. Beberapa langkah yang efektif seperti pribadi kebijakan dari setiap akuntan, setelah pihak ketiga sebagai alat audit untuk mengawasi audit internal organisasi dan pengawasan dengan peer review dapat diadopsi untuk mencegah masalah etika akuntansi dan kegagalan lebih ekonomis (seperti Enron).

"Etika dalam arti lebih luas, berhubungan dengan perilaku manusia dalam hubungannya dengan apa yang secara moral baik dan buruk, benar dan salah ini. Penerapan nilai-nilai untuk membuat keputusan. Nilai-nilai ini termasuk kejujuran, keadilan, tanggung jawab, rasa hormat dan kasih sayang." ~ Rushworth Kidder (Presiden, Institute for Etika Global).

Garis atas hanya dijumlahkan semuanya. Etika dalam akuntansi sama pentingnya etika diikuti dalam kehidupan pribadi. Hal ini karena satu urusan penipuan disebabkan dalam akuntansi mungkin dapat menggagalkan benteng dari setiap organisasi.Akuntansi etika pasti merupakan aspek tidak dapat dihindari dari setiap organisasi, yang harus diikuti dengan biaya apapun.

 
Tentang Akuntansi Kode Etik
Oleh Carolyn Williams, eHow Kontributor